Setiap tanggal 17 Agustus, bangsa Indonesia merayakan hari ulang tahun. Ini berdasar pada proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 lalu.
Beberapa waktu lalu, ada kelompok yang tidak menyumbang apapun untuk bangsa ini menganggap bahwa perayaan hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bid'ah.
Padahal dikalangan pesantren sering mendengar para sesepuh kita ikut perang melawan penjajah dan meraih kemerdekaan yang telah ratusan tahun diperjuangkan.
Harta, jiwa dan raga adalah sumbangan para pahlawan dan pejuang bangsa ini. Kemudian hasil perjuangan itu dituangkan dalam pembukaan UUD 1945 sebagai berkat rahmat Tuhan Yang Mahakuasa.
Benarkah Bidah?
Menanggapi hal ini, ketua komisi fatwa MUI Jawa Timur, KH. Ma'ruf Khozin, menjelaskan bahwa dalam Fatawa Al-Azhar, ulama Al-Azhar, Mesir menerangkan:
ï»Ø§ï»Ÿï»¤ï»¨ïºŽïº³ïº’ﺎﺕ اﻟﺘﻰ ﻳﺤﺘﻔﻞ ﺑﻬﺎ ﻗﺪ ﺗﻜﻮﻥ ﺩﻧﻴﻮﻳﺔ ﻣﺤﻀﺔ ï»ï»—ﺪ ﺗﻜﻮﻥ ﺩﻳﻨﻴﺔ ïºƒï» ï»‹ï» ï»´ï»¬ïºŽ ﻣﺴﺤﺔ ﺩﻳﻨﻴﺔ، ï»Ø§ï»¹ïº³ï»¼ï»¡ ﺑﺎﻟﻨﺴﺒﺔ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻫﻮ ﺩﻧﻴﻮﻯ ï»» ﻳﻤﻨﻊ ﻣﻨﻪ ﻣﺎ ﺩاﻡ اﻟﻘﺼﺪ ﻃﻴﺒﺎ، ï»Ø§ï»Ÿï»¤ï»ˆïºŽï»«ïº® ﻓﻰ ﺣﺪï»ïº© اﻟﻤﺸﺮï»ï»‰
"Hari-hari yang diperingati ada yang murni bersifat duniawi dan bersifat agama, atau yang bersentuhan dengan agama. Islam, dalam menyikapi hal-hal yang bersifat dunia, tidak melarang selama tujuannya benar dan pelaksanaannya berada dalam koridor syar'i".(Fatawa Al-Azhar, 10/160)
Tujuannya sudah jelas diperbolehkan karena mensyukuri kemerdekaan yang jelas-jelas diterangkan dalam pembukaan UUD 1945 sebagai berkat rahmat Tuhan Yang Mahakuasa.
"Jika diisi dengan do'a bersama dan makan bersama, tidak ada yang dilanggar dalam Syariat. Kalau diisi dengan musik, maka hukum musik masih khilafiyah, ikuti saja ulama yang membolehkan. Tapi jika sampai dengan menenggak minuman keras, pesta yang sampai bersenggolan antara lelaki dan wanita, maka yang dilarang adalah perbuatan mungkarnya tersebut, bukan (perayaan) 17-nya", tulisnya dalam akun Facebook pribadinya.
Lalu, apakah meniru negara-negara Barat sehingga berlaku dalil tasyabuh bil kuffar?
"Jawab saja tasyabuh bil muslimin, sebab Arab Saudi juga merayakan Hari Jadi Mamlakah Saudiyah pada 23 September", imbuhnya.
Penulis : Luthfi
Editor : Rubadi